Sunday, July 3, 2011

Pertemuan 14

Ahad, 03 Juli 2011 kunamakan Pertemuan 14*)
05.01
Hp bergetar, sekilas terlihat isi sms dari seorang teman “opoy**), hari ini bisa ikut kumpul, kan? Jam 9 di depan gerbang ITB…Bls ya.” Spontan mata saya melirik pada jam dinding dan pikiran saya pun fokus kembali pada agenda yang sudah cukup lama kami rencanakan. Namun sampai saat itu, belum mendapatkan sinyal positif dari orangtua untuk diijinkan berangkat. Ya, saya mengerti hal itu karena kondisi Mama yang kurang sehat. Otomatis segala pekerjaan rumah harus saya tangani. Kuletakkan kembali Hp tanpa membalas sms tersebut, berharap ada jawaban yang lebih baik daripada “tidak bisa.”
05.25
“Katanya mau ke Bandung, kok belum siap-siap?” pertanyaan itu  yang tiba-tiba menghentikan aktivitas pagi saat itu. Sinyal positif. Saya coba yakinkan kembali tentang perijinan untuk berangkat “emang nggak apa-apa saya berangkat?”
“Berangkat aja tapi langsung pulang lagi sorenya” jawab orangtua saya meyakinkan. Segera kuraih Hp dan membalas sms tadi “sempet ga ya kalo br brngkt pagi ini?” Sengaja saya bertanya seperti itu sekedar menguatkan keyakinan untuk pergi mengingat jarak Tasik-Bandung yang menghabiskan waktu sekitar 2,5 - 3 jam.
05.32
“ sempet2, ayo opoy,cepet berangkat…” begitulah jawaban teman saya itu meyakinkan. Akhirnya dengan senang hati saya bersiap membawa segala perlengkapan yang dibutuhkan termasuk kado yang akan diberikan.
06.20
Segera berpamitan dan menunggu angkot ke terminal, mengejar bus Tasik-Bandung sebelum jam 07.00.
06.40
Sampai di terminal bayangan, banyak sekali calon penumpang yang menuju ke arah utara Jawa Barat dan menunggu karena belum kebagian tumpangan. Sekilas saya dengar percakapan mereka tentang kemacetan ke arah utara yang menjadi penyebab bertumpuknya penumpang tersebut. Saya mencoba mencari informasi tentang kelancaran perjalanan ke petugas “kemarin sampai tadi malam juga macetnya sampai 3 jam” begitulah jawaban petugas tadi.
“ya Allah…bagaimana ini, sedangkan saya harus mengejar segera pulang kembali ke rumah hari ini?” gumam saya dalam hati. Cukup lama berpikir dan saat itu pula belum ada bus yang lewat. “Pemberangkatan setiap bus diundur 30 menit karena macet” tambah petugas tersebut. Saya berpikir untuk ke pool bus namun tetap saja waktu yang dibutuhkan diperjalanan tidak akan memungkinkan untuk segera pulang ke Tasik kembali. Dengan terpaksa…saya mengurungkan niat untuk pergi ke Bandung dan dengan menyesal saya kirimkan sms ”ian, penumpang meni ngantri, masih numpuk ieu ge, soalna macet cenah di Rancaekekna nyampe 3 jam-an kamari mah. Punten  kasadayana teu tiasa ka Bandung ayeuna”L Segera saya menguatkan diri bahwa segala sesuatu pasti ada hikmahnya.
07.10
Tidak ada jawaban dari teman saya. Ya, saya mengerti perasaannya. Mungkin kita akan dipertemukan di tempat dan waktu yang terbaik suatu saat nanti. Saya memutuskan untuk meneruskan perjalanan namun dengan arah yang berlawanan yaitu ke Masjid Agung Tasikmalaya tempat beribu kenangan akan momentum awal perubahan perjalanan hidup saya. Seringkali saya menyempatkan ke Masjid Agung setiap pulang ke Tasik meski sekedar duduk dan merenung.
07.30
Dan ternyata…sesampainya disana, kondisi di sekitar Masjid masih sepi. Hanya dentuman lagu aerobic di seberang Masjid yang terdengar dan petugas kebersihan Masjid yang berkeliling. Saya putuskan untuk melakukan aktivitas seperti biasa di ruang utama Masjid. Tampaklah beberapa orang yang sibuk mempersiapkan sound system. Beberapa saat kemudian banyak orang berpakaian rapi memasuki Masjid. Ternyata ada 2 agenda yang akan dilaksanakan di dalam Masjid tersebut. Pertama, prosesi akad nikah sampai dengan jam 09.00. Kedua, training DNA yang diselenggarakan oleh DPU-DT setiap bulan. Skenario Allah memang selalu lebih indah. Kedua acara tersebut cukup memberikan nasihat yang mendalam bagi saya sendiri yang memang sedang membutuhkan siraman. Bagaikan tanah gersang disiram air telaga yang segar. Alhamdulillah. Taujih akad nikah mengingatkan saya untuk terus memperbaiki diri dalam segala aspeknya dan mengingatkan kembali akan keberkahan dari sunnah Nabi tersebut yang bisa menjadi jalan menuju jannah-Nya. Selain itu, saya bertemu dengan teman-teman seperjuangan di SMA yang bertemu terakhir ketika acara pelepasan beberapa tahun lalu. Sesuatu yang tidak disangka-sangka sebelumnyaJ.
09.15
Dilanjutkan dengan Training DNA yang banyak sekali memberikan inspirasi dan mengingatkan diri ini akan orientasi hidup yang mungkin sudah mulai terkubur karena rutinitas yang menyibukkan. Membuat diri ini bertanya pada jiwa ‘kemana saja kau selama ini? Dan dimana kau posisikan Allah selama ini?’ Astagfirullah…Selain itu, peserta dimotivasi dengan keajaiban dari sedekah dan diajak untuk meningkatkan kuantitas dalam bersedekah.
Di akhir pelatihan, peserta mampu dibawa pada kondisi haru. Kami diajak untuk berdo’a dengan hati yang terdalam, bersyukur atas nikmat Allah, introspeksi diri, dan bershalawat serta memunculkan kerinduan yang besar untuk bertemu dengan Rasulullah SAW.  Subhanallah.





NB: Teman-teman,,,maafkan jika saya membuat kalian kecewa. Bukan berarti diri ini tidak memiliki rasa rindu untuk bertemu namun akan ada waktu terindah yang mungkin mempertemukan kita yang Allah pilihkan, Insya Allah.
Terimakasih atas do’a dan kelapangan dada teman-teman atas ketidakhadiran saya di tempat dan waktu yang direncanakan. Semoga ukhuwah kita akan tetap terjalin hingga bisa berkumpul di Jannah-Nya kelak. Amiin.   


*) penjumlahan digit-digit 03072011
**) nama panggilan

Friday, July 1, 2011

Sang Pemenang dan Kejujuran

Dalam sebuah lomba gerak jalan lintas desa, hampir semua murid sekolah dasar yang ikut menampakkan wajah ceria. Pasalnya, lomba yang diselenggarakan oleh guru mereka tidak cuma menjanjikan hadiah istimewa, tapi juga bonus.
Hadiah istimewanya berupa uang yang cukup buat beli seragam dan buku. Selain itu, murid-murid yang berhasil di garis finis akan dapat makanan dan minuman gratis di warung makan yang menjadi titik tujuan lomba.
Sebelum peserta diberangkatkan, sang guru mengingatkan peserta untuk tidak berlaku curang. “Ini hanya lomba anak-anakku, kelak kamu akan merasakan manfaatnya!” ucap sang guru penuh perhatian.
Menariknya, sebelum lomba yang bisa memakan waktu tiga jam itu, sang guru membagi-bagikan uang dua ribu rupiah kepada setiap peserta. “Uang ini bonus untuk kalian semua! Tapi, jangan digunakan untuk makan dan minum, karena kalian akan dapat makanan dan minuman yang lezat di tempat tujuan!” jelas sang guru mengingatkan peserta.
Semua peserta pun menjadi lebih bersemangat. Ada hadiah utama, makanan dan minuman lezat di tempat tujuan, dan dapat uang saku yang lumayan. Mulailah peserta lomba yang tidak diawasi ini diberangkatkan.
Ternyata, gerak jalan yang berlangsung di tengah terik matahari ini, tidak semudah yang mereka bayangkan. Anak-anak pun memperlihatkan watak asli mereka. Ada yang jajan minuman di sebuah warung desa, ada yang mencari jalan pintas di luar rute yang ditetapkan, ada juga yang menumpang ojek motor.
Setibanya di garis finis, anak-anak pun dipersilakan menikmati makanan dan minuman istimewa secara gratis di sebuah warung desa. Setelah itu, pemenang pun diumumkan.
Menariknya, pengumuman itu mengatakan hal yang agak aneh. ”Anak-anakku,” ucap sang guru. ”Silakan di antara kalian yang pantas menjadi pemenang untuk maju kedepan!”
Mendengar itu, beberapa anak pun berebut untuk maju. Kepada yang maju ini, sang guru mengatakan, ”Bapak tidak bisa menyaksikan apa benar kalian berlomba dengan jujur. Bapak tidak mampu memastikan apa kalian benar-benar tidak curang. Bapak juga tidak tahu apa kalian benar-benar tidak jajan! Tapi, ada Allah yang selalu bersama kalian!”
Setelah ucapan sang guru, suasana pun menjadi hening. Mereka yang mengaku pemenang karena tiba lebih awal di garis finis ini pun saling berpandangan satu sama lain. ”Siapa yang berani jujur, akan Bapak kasih hadiah khusus!” ucap sang guru penuh perhatian.
Saat itulah, satu per satu anak-anak yang mengaku pemenang mundur. Hingga, tak seorang pun yang ada di depan. Mereka tampak menahan malu.
”Anak-anakku, kalian semua adalah pemenang karena telah berani jujur walaupun ada hadiah yang menggiurkan,” jelas sang guru sambil menatap anak-anak dengan senyum.
++
Hidup ini tak ubahnya seperti lomba maraton tentang kejujuran. Siapkanlah hati dan jiwa kita seperti anak-anak yang masih polos, yang berani menahan malu demi kejujuran. Dan, berani tidak memperoleh ’hadiah’ duniawi karena yakin Allah Maha Mengawasi kita. (muhammadnuh@eramuslim.com)

Renungan Nasyid [1]

Berikut adalah diantara makna lirik salah satu nasyid lama dari Raihan yang berjudul Sesungguhnya , semoga kita bisa mengambil hikmahnya :

silakan download nasyidnya di sini



Quote
Sebenarnya hati ini cinta kepada Mu
Sebenarnya diri ini rindu kepada-Mu

Ada satu ungkapan yang indah dari para ulama,
”Sebagaimana perut lapar memerlukan makanan maka begitu juga rohani,
ia dahaga pada cinta Allah dan rindu pada-Nya.”


Mana mungkin, sekeping hati yang diciptakan Tuhan ini tidak menyayangi-Nya? Sudah semestinya kita menyintai seseorang yang menyintai kita. Apatah lagi Tuhan. Tuhan yang menciptakan kita dgn kasih sayang. Ya, kita diciptakan oleh-Nya dgn kasih sayang. Iya kan? Apakah perkataan Allah pertama kali pada Nabi Adam as?

Rasulullah saw bersabda,”Saat Allah menciptakan Adam, dan meniup ruh pada dirinya, Adam bersin. Dia berkata,’Alhamdulillah (segala puji bagi Allah).’ Adam mengucapkan tahmid tersebut dgn izin-Nya. Kemudian Rabbnya berkata,’Semoga Allah merahmatimu (mengasihimu), wahai Adam.’” (HR Tirmidzi)

Perkataan Allah pertama kali kepada Nabi Adam as adalah,
”Rabbmu mengasihimu..”

Allah itu Ar-Rahman..

“Rabbmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang,” (QS Al-An’am:54)

Kita lupa.. Kita pernah menjadi saksi bahwa Dia adalah Tuhan kita:

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman),”Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab,”Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan ,”Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).” (QS Al-A’raf:172)

Allah bertanya kpd anak keturunan Adam ketika di alam ruh,
”Bukankah Aku adalah Tuhan kalian?” Mereka menjawab,”Benar, kami menjadi saksi.”Mungkin kita beralasan yang kita tak ingat persaksian ini. Tapi sesungguhnya persaksian yang kita ucapkan sewaktu di alam ruh ini masih tertanam di dalam akal dan diri kita. Sebab, kita memiliki fitrah yang selalu membutuhkan Allah. Ruh-ruh kita sangat rindu untuk kembali kepada Allah.

--------------------------------------


Quote
Tapi aku tidak mengerti
Mengapa cinta masih tak hadir
Tapi aku tidak mengerti
Mengapa rindu belum berbunga

Kita tunaikan kewajiban kita sebagai hamba-Nya. Kita solat dan lakukan segala yang wajib ke atas kita. Tetapi, kenapa kemanisan beribadah itu masih belum datang? Kenapa keikhlasan beribadah itu tak kunjung tiba? Di mana salahnya? Inilah dia, bila ibadah hanya tinggal sebagai gerakan fisik semata. Inilah dia, ibadah yang tanpa hati, ibadah yang tanpa roh. Kita tahu hati kita sangat mendambakan cinta dan rindu-Nya, tetapi kenapa dambaan ini susah sekali tuk dicapai? Kita mau hadirkan hati kita ke dalam setiap ibadah kita. We are trying.. Semoga rasa putus asa takkan kunjung tiba. Rasa putus asa ke atas rahmat-Mu. Ya Allah, lindungilah hati ini..

“Ibrahim berkata,’Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabb-nya, kecuali orang-orang yang sesat.’ ” (QS Al-Hijr: 56)

Mohonlah kepada Allah keteguhan untuk berada di atas Islam yang Allah telah memberi hidayah kita kepadanya. Once, Imam Syafie selalu berdoa dgn doa ni,
”Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah memberiku petunjuk kepada Islam tanpa aku mohon. Maka, tunjukilah aku kepada syurga, ketika aku sentiasa memohon kepada-Mu.”

-----------------------------------


Quote
Sesungguhnya walau ku kutip
Semua permata di dasar lautan
Sesungguhnya walau ku siram
Dengan air hujan dari tujuh langit Mu
Namun cinta tak kan hadir
Namun rindu tak akan ber bunga

Manisnya beribadah itu bukannya boleh dijual beli.
Kalau Allah tak mengizinkan, maka takkan jadi.

------------------------------


Quote
Ku cuba menghulurkan
Sebuah hadiah kepada Mu
Tapi mungkin kerana isinya
Tidak sempurna tiada seri

Setiap ibadah kita adalah untuk-Nya. Solatku untuk-Mu. Inilah hadiah untuk-Nya.Tetapi, adakah solat kita diterima? Khusyukkah solat kita? Nilai dan jiwa sebuah solat terletak dalam kekhusyukan. Solat adalah menghadap Allah. Bila kita mengatakan,”Allahu Akhbar”, Allah akan menyambut dan memperhatikan kita. Nilai solat terletak pada peranannya sebagai jalan utama untuk mengenal Allah. Solat diwajibkan agar kita mengenal Sang Pencipta. Diri ini hanyalah hamba, dan Engkau lah Tuhanku. “Tanpa rasa khusyuk kalian tidak akan berhasil mengenal Tuhan. Padahal tahukah kalian, mengenal Tuhan adalah inti kehidupan?”, Amru Khalid.

Saat kita solat, kita tundukkan wajah kita ke arah lantai. Seorang manusia akan berada dalam posisi ini dua kali: pertama, ketika solat, dan kedua, ketika hari kiamat.
Firman Allah:

“(iaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam.”
(QS Al- Muthaffifin:6)


Wahai hati yang hina, apakah saat ini Allah tengah melihatmu tapi kau tegar memperhatikan yang lain? Ketika kita memanggil-Nya, Dia menyambut kita..

Rasulullah saw bersabda,“Sesungguhnya Allah akan menyambut sang hamba dalam solatnya sepanjang dia tidak berpaling. Maka jika sang hamba itu memalingkan muka, Allah pun berpaling darinya.” (HR Abu Daud dan An-Nasa’i)

Tika kita membaca surah Al-Fatihah, Allah mendengar dan membalas lafazan kita.

Allah swt berfirman dalam Hadis Qudsi,”Aku membahagi solatku menjadi dua bahagian untuk Aku dengan hamba-Ku.” Ketika dia mengucapkan “Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin”, maka Allah pun berfirman,”Hamba-Ku telah memujiku.” Lalu ketika dia mengucapkan “Ar-Rahmanir-Rahim”, Allah pun memfirmankan,”Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku.” Dan tatkala dia mengucap “Maliki yaumiddin”, Allah berfirman,”Hamba-Ku telah memuja-Ku.” Ketika dia mengucap,”Iyyaka na ‘budu wa iyyaka nasta‘in”, Allah menjawab,”Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku.” Ketika si hamba mengatakan,”Ihdinash shiratal mustaqim, shiratalladzina an ‘amta alaihim ghairil maghdhubi ‘alaihim waladdhallin,” Allah menjawab,”Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku. Akan kupenuhi yang dia minta.”(HR Muslim dan Tirmizi)

Allah... Allah menyahut.. 
“Hamba-Ku..”

Tapi, wahai hati, getaranmu masih belum terasa. Sudah matikah kamu?

-----------------------------------


Quote
Ku cuba menyiramnya
Agar tumbuh dan berbunga
Tapi mungkin kerana airnya
Tidak sesegar telaga kauthar

Kita gigih beramal, tetapi amalan kita dicampuri riak. Kita menunaikan solat, tetapi solat kita penuh dgn kelalaian. Dan amalan yang bercampur riak dan solat yang lalai ini kita mahu hadiahkan pada-Nya?

“Maka celakalah bagi orang yang sembahyang, iaitu orang yang lalai daripa sembahyanag dan berhati riak dgn itu.” (QS Al-Ma’un: 4-6)

Solat riak, sedekah riak. Riak untuk orang itulah. Riak untuk orang inilah. Entah pada siapa di Padang Mahsyar nanti Allah akan halau dan suruh kita “claim” pahala daripadanya?

------------------------------------


Quote
Sesungguhnya walau ku kutip
Semua permata di dasar lautan
Sesungguhnya walau ku siram
Dengan air hujan dari tujuh langit Mu
Namun cinta tak kan hadir
Namun rindu tak akan berbunga
Jika tidak mengharap rahmat Mu
Jika tidak menagih simpati
Pada Mu ya Allah

Memang kita tidak tahu amalan kita yang manakah Allah akan terima. Oleh itu, perbanyakkanlah, perbaikkanlah.. Dan jangan pernah letih untuk memohon pada-Nya,”Ya Allah, ikhlaskanlah ibadahku hanya untuk-Mu. Dekatkanlah hatiku pada-Mu. Cintakanlah hatiku pada-Mu. Rindukanlah hatiku pada-Mu.”

Ibn Qayyim mengatakan,
”Jangan pernah putus asa untuk teguh menunggui gerbang meski kau terusir. Jangan pernah berhenti untuk memohon ampunan meski engkau tertolak. Begitu gerbang telah terbuka, segeralah masuk selayaknya seorang tamu tak diundang. Kemudian tengadahkan tanganmu di gerbang dan segeralah berkata,’Tolonglah, saya adalah orang miskin. Bersedekahlah untuk saya...’”

Jangan pernah putus asa untuk teguh menunggui gerbang meski kau terusir.Kamu ingin menangis ketika solat tapi kamu tak dapat. Kamu ingin meraih kekhusyukan, tetapi kamu tidak tahu bagaimana caranya. Jangan pernah berhenti dan berpatah harapan!

Jangan pernah berhenti untuk memohon ampunan meski engkau tertolak.Kamu berbuat maksiat dan kamu bertaubat dan memohon ampun, dan kemudian kamu melakukannya kembali. Saat begitu, jangan pernah berhenti untuk memohon ampun.

Carilah hati kita. Imam Ghazali ra berkata,
”Carilah hatimu di tiga tempat: pertama, ketika membaca Al-Quran; kedua, ketika solat; dan ketiga, ketika mengingat kematian. Jika di tiga tempat tersebut engkau belum menemukan hatimu, maka mohonlah kepada Allah untuk memberimu hati, kerna sesungguhnya engkau sedang tidak mempunyainya!”

Apakah kita sedang mencari sebuah hati bagi diri kita? Ingatlah, 
untuk tidak pernah berputus asa menunggu di pintu, meskipun kita ditolak!

Teruskanlah berharap! Teruskanlah menagih simpati-Nya!

Namun cinta tak kan hadir, namun rindu tak akan berbunga..
Jika tidak mengharap rahmat-Mu, jika tidak menagih simpati.. Pada-Mu Ya Allah..


---------------------------------------------


Quote
Tuhan hadiahkanlah kasih Mu kepadaku
Tuhan kurniakanlah rinduku kepada Mu
Moga ku tahu
Syukur ku hanyalah milik Mu

Bagaimana mah merasakan cinta dan rindu pada-Nya? Jika mau cinta dan rindu pada-Nya, tunaikanlah solat malam. Saat itu kita menyepi bersama Allah. Malam yang tenang.. Setiap hati tertegun di hadapan Allah.. Air mata pun mengucur terhambur oleh rasa takut kepada Sang Pencipta.. 
“Wahai, Tuhanku, hanya Engkaulah yang tahu siapa penghuni syurga dan siapa penghuni neraka. Lalu aku tergolong dalam penghuni yang mana?”

Mungkin ada yang keberatan,
”Solat fardhu pun tak khusyuk, inikan pula solat malam. Haih~”

Hati manusia ibarat cermin yang tak mampu melihat selain barang yang ada di hadapannya. Dan segala sesuatu yang diletakkan di hadapan hati kita, akan mampu menguasai gerak gerik kita. Siang hari, kita penuh sibuk dengan pelbagai kerja, aktivitas. Dengan kondisi hati yang berhadapan dengan sekian banyak gambar yang saling berhimpitan, akankah kita mampu menyematkan “Al-Quran” dan “cinta Allah” di hadapannya? Ya, kita boleh! Dengan solat malam. Dengannya, kita akan membuat cermin hati ini hanya akan menatap satu gambar. Coba dan rasakanlah dulu. Solat malam akan membuat kita merasai makna yang tidak dirasakan oleh orang lain.

Seseorang akan menangis keras dalam solatnya, atau seketika dia menangis tatkala alunan “Allahu Akbar” berkumandang di udara. Ya, dia telah mendengar dan melihat dgn hatinya yang hidup. Ibn Qayyim berkata,
”Dua orang boleh jadi berdiri bersama dalam satu saf, kedua kakinya saling bersentuhan, mereka berada di belakang satu imam dan mendengarkan bacaan ayat yang sama. Akan tetapi perbezaan kualiti solat kedua orang tersebut seolah perbezaan langit dan bumi.” Apa yang membuat perbezaan kedua orang ini begitu besar? Ya, gambar yang diletakkan di hadapan kedua hati orang ini.

Jadikanlah cermin hati kita hanya menghadap satu gambar, yaitu ‘kecintaan kepada Allah.’ Tekunlah melaksanakan solat malam pada saat orang lain terlelap dalam tidur mereka. Ya, tegaskan kecintaan kita kepada Allah, sebab orang lain betul-betul tengah lelap tertidur!

Rujukan: Ibadah Sepenuh Hati by Amru Khalid, Dari Hati ke Hati by Amru Khalid dan Lembutkanlah Hatimu by Us Amaluddin Mohd Napiah.

Wallahu'alam.
 

Dikutip dari : komuniti.iluvislam.com (dengan sedikit perbaikan-naskah asli dengan bahasa Melayu)