Hidup adalah pilihan. Itulah ungkapan yang sering kita dapatkan tentang pilihan hidup. Selama masih hidup, kita akan dihadapkan pada pilihan-pilihan. Bahkan seseorang yang berprinsip ‘hidup bagaikan air mengalir, ikuti saja alirannya kemana dia mengalir…’ sudah menetapkan pilihannya untuk ‘hidup bagai air’. Terlebih bagi seseorang yang mempunyai visi/tujuan hidup yang jelas, akan menemui banyak pilihan dalam setiap fase kehidupannya.
Seseorang bisa memilih jalan hidup sesukanya, berbuat sesukanya bahkan mencintai, membenci, dan memberi kepada siapa pun yang dia pilih. Ya. Itu memang pilihan. Namun cukup sampai disanakah kita memandang hidup sebagai pilihan? Sering kita dapatkan pertanyaan-pertanyaan yang menuntut kita untuk menentukkan pilihan seperti “sudah lulus rencananya mau apa?” adalah suatu pilihan bagi kita, apakah melanjutkan S2? Bekerja? Menikah? Mengembangkan bisnis yang sedang dijalankan? Pulang ke kampung halaman? Kursus bahasa? Proyek dengan dosen? Atau pilihan-pilihan lain yang akan diikuti oleh pilihan-pilihan selanjutnya.
Ada pepatah bijak mengatakan : “hidup hanyalah kesempatan membuat pilihan, segalanya bergulir dan bergilir namun sejatinya pilihan yang benarlah yang membawa kemuliaan”. Seorang muslim sudah sepantasnya menetapkan pilihan-pilihan hidupnya atas dasar kebenaran yang sudah Allah tetapkan melalui Al-Qur’an dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW melalui sunnahnya. Apapun pilihan kita, yang terpenting adalah atas dasar apa kita memilihnya dan pilihan tersebut bisa menjadikan kita lebih dekat kepada Allah. Suatu ketika Rasulullah diberi nasihat oleh Jibril yang tentunya nasihat bagi kita juga :
“wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, tapi sesungguhnya engkau pasti mati. Berbuatlah sesukamu, tapi sesungguhnya engkau akan dihisab (dibalas) atas perbuatanmu itu dan cintailah siapa saja yang engkau kehendaki tapi sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya. Ketahuilah bahwa kemuliaan seorang muslim itu karena shalat malamnya, dan kebesaran seorang muslim ialah karena zuhud terhadap sesama manusia”
Setiap pilihan memiliki konsekuensi baik cepat atau lambat, di dunia atau kelak di akhirat. Ketika seseorang menjadikan orientasi hidupnya hanya Allah saja maka Allah akan menjamin penghidupannya. Senantiasa kita meminta kepada Allah agar kita selalu dibimbing dalam setiap pilihan. Seperti para salafusshalih yang mengorientasikan hidupnya hanya pada Allah. Mereka beribadah, berjuang, bekerja, dan beramal untuk meninggikan syari’at-Nya. Mereka memiliki kekuatan untuk menetapkan pilihannya senantiasa dalam rangka mengikuti petunjuk kebenaran.
Semoga kita termasuk orang yang selalu dibimbing Allah dalam setiap pilihan-pilihan hidup kita.
“”Ya Allah, jadikanlah yang terbaik dari usia kami adalah pada akhir usia kami. Ya Allah jadikan yang terbaik dari amal-amal kami adalah penutup amal-amal kami di dunia. Ya Allah jadikanlah yang terbaik dari hari-hari kami di saat kami bertemu dengan-Mu”.
Jatibening, April 2010
No comments:
Post a Comment